Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim, inovasi di bidang pertanian menjadi hal yang sangat penting. Salah satu langkah nyata datang dari mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo melalui program PPK Ormawa (Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan) yang meluncurkan proyek AGROFLOAT: Inovasi Mina Padi Apung Berbasis Smart Farming.
Program ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi pertanian di Desa
Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, yang kerap menghadapi permasalahan
lahan tergenang air akibat fluktuasi Rawa Pening. Melalui pendekatan ilmiah dan
teknologi cerdas, tim PPK Ormawa menawarkan solusi yang memadukan pertanian
padi dan budidaya ikan dalam satu sistem apung yang inovatif.
AGROFLOAT berasal dari dua kata: agro (pertanian) dan float (mengapung). Konsep ini menggabungkan teknik pertanian padi apung dengan sistem perikanan terintegrasi, di mana padi ditanam pada rak atau media apung, sementara ikan air tawar seperti nila dan lele dibudidayakan di air di bawahnya.
Dengan teknologi ini, lahan yang sebelumnya dianggap tidak produktif karena tergenang air kini dapat dimanfaatkan kembali, bahkan memberikan dua sumber hasil panen sekaligus. Teknologi ini juga memungkinkan pertanian dilakukan sepanjang tahun tanpa harus menunggu lahan kering.
Penerapan Teknologi Smart Farming
Dalam implementasinya, sistem AGROFLOAT mengusung prinsip Smart Farming, yaitu penggunaan teknologi digital dan sensor untuk membantu proses pertanian agar lebih efisien, hemat biaya, dan ramah lingkungan.
Beberapa teknologi sederhana yang diterapkan antara lain:
- Sensor kelembapan dan kualitas air, untuk memantau kondisi lahan dan ekosistem ikan secara real-time.
- Sistem irigasi otomatis sederhana, untuk mengatur ketersediaan air dan nutrisi tanaman.
- Penerapan pupuk ramah lingkungan, agar tidak mencemari air yang digunakan untuk budidaya ikan.
- Pelatihan digital bagi petani, agar mereka mampu membaca data dan mengambil keputusan berbasis teknologi.
Pendekatan ini menjadikan pertanian lebih efisien, terukur, dan berkelanjutan, sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0 di bidang pertanian.
Dampak Langsung bagi Petani
Penerapan sistem mina padi apung memberikan dampak positif bagi kehidupan petani di Desa Kebondowo, antara lain:
- Peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat. Petani kini bisa panen gabah dan ikan sekaligus.
- Peningkatan pendapatan keluarga tani. Dengan dua hasil panen, ekonomi rumah tangga menjadi lebih stabil.
- Efisiensi waktu dan tenaga kerja. Karena sistem apung tidak perlu pengolahan tanah yang berat.
- Adaptasi terhadap perubahan iklim. Petani tetap bisa menanam meski debit air tinggi.
Program ini juga mendorong terbentuknya kelompok tani inovatif yang mampu mengelola lahan secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi.
Sinergi Akademik dan Masyarakat
Program AGROFLOAT tidak berjalan sendiri. Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebondowo, Dinas Pertanian Kabupaten Semarang, dan Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Banyubiru.
Kerja sama ini meliputi survei lapangan, penyusunan desain sistem mina padi apung, pelatihan kepada kelompok tani, serta evaluasi lapangan. Mahasiswa berperan sebagai pendamping teknis sekaligus agen inovasi sosial, menjembatani pengetahuan akademik dengan praktik masyarakat desa.
Kontribusi terhadap SDGs dan Asta Cita
AGROFLOAT secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin ke-2: Zero Hunger, dengan misi mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan.
Program ini juga sejalan dengan Asta Cita poin ke-2, yaitu memperkuat pertahanan dan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan nasional. Dengan penerapan Smart Farming di tingkat desa, Indonesia semakin dekat dengan cita-cita menjadi negara mandiri pangan dan berdaya saing tinggi di sektor pertanian.
Harapan Jangka Panjang
Melalui roadmap yang telah disusun, pada tahun:
- 2025: AGROFLOAT mulai diimplementasikan di Desa Kebondowo dengan pelatihan kelompok tani dan pembangunan sistem apung.
- 2026: Program diperluas ke desa sekitar, membentuk kelompok tani mandiri dan inovatif.
- 2027: Desa Kebondowo ditargetkan menjadi ikon Smart Farming Kabupaten Semarang, sekaligus pusat pembelajaran teknologi pertanian bagi wilayah lain.
Kesimpulan
Program AGROFLOAT: Mina Padi Apung Berbasis Smart Farming adalah bukti nyata bahwa inovasi teknologi dapat menyentuh akar kehidupan masyarakat pedesaan. Melalui sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat, lahir model pertanian masa depan yang produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
AGROFLOAT bukan hanya tentang padi dan ikan, tetapi juga tentang membangun masa depan desa yang mandiri, inovatif, dan tangguh menghadapi perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar